Libur panjang bagi kaum perantau seperti saya adalah sesuatu yang sangat dinanti-nanti. Keluarga yang selama ini bercerai-berai, pada liburan panjang berkesempatan untuk kumpul. Apalagi jika ditambah dengan cuti. Maka inilah yang terjadi pada liburan plus cuti pekan lalu. Pada Sabtu, 4 Februari 2024, anak saya yang berdinas di Jambi ke Bandung bersama istri dan anaknya. … Lanjutkan membaca Atas Nama Musa, Kami Bahagia
Gandhi My Father: Bapak Bangsa di Mata Anaknya
"Kau bisa memotongku menjadi beberapa bagian. Tapi aku tidak akan menjadi pihak yang bersedia untuk India yang terpecah." Dua hari terakhir ini, berturut-turut saya menonton dua film India tentang Mahatma Gandhi. Yang pertama berjudul "Gandhi My Father". "Hey Ram" adalah judul yang kedua. Film pertama, ceritanya bersentral pada kehidupan anak Gandhi bernama Harilal. Film kedua … Lanjutkan membaca Gandhi My Father: Bapak Bangsa di Mata Anaknya
Shamitabh, tentang Kekuatan Sebuah Aliansi
Banyak cara untuk mengusir sepi kala malam tiba. Di samping membaca buku, saya kerap melakukannya dengan menonton film. Tak harus ke bioskop, ada banyak aplikasi yang dapat memanjakan hasrat orang-orang menonton sinema lewat gawai. Ada Netflix. Pun ada Vidio. Dan lain-lain. Semalam saya menonton film Hindustan berjudul “Shamitabh”. Film yang rilis pada tahun 2015 ini, … Lanjutkan membaca Shamitabh, tentang Kekuatan Sebuah Aliansi
Dulu Menjunjung Sekarang Merundung
Pada Pilpres 2014, saya fanatik sekali terhadap salah satu pasangan Capres-Cawapres. Kepada anak dan istri, saya mendoktrinnya untuk memilih pasangan itu. Dengan kawan karib, saya kerap berantem di medsos gara-gara beda pilihan. Sementara pada Pilpres 2019, saya sudah mulai tak tertarik dengan perbedaan pilihan. Saya tak mengarahkan anak dan istri untuk memilih pasangan yang mana. … Lanjutkan membaca Dulu Menjunjung Sekarang Merundung
Murah Sekali Harga Perasaan Manusia itu
Entah untuk yang ke berapa saya dikecewakan oleh maskapai ini. Untuk pulang dari PKU ke CGK Jumat ini, saya pesan tiket dari beberapa hari yang lalu. Jadwal pemberangkatan pukul 16.45. Tiba-tiba, pada Jumat dini hari ada pemberitahuan dari maskapai bahwa penerbangan dialihkan menjadi pukul 18.50. "Sialan," saya membatin. Jam penerbangan yang saya pesan itu sudah … Lanjutkan membaca Murah Sekali Harga Perasaan Manusia itu
Seperti Anak Kecil Kehilangan Uang
Saya di PKU, istri di Bandung. Dari pagi-pagi tadi, ia memberi warta. "Ada pengajian Ustaz Adi Hidayat nanti malam," katanya sambil menyebutkan sebuah masjid. Lumayan jauh dari rumah. Ia meminta izin untuk menghadiri. Tentu saja saya mengizinkan. Ia memang ngefans sekali kepada UAH. Maka ketika tadi pagi meminta izin ke saya, ia semangat sekali. Ketika … Lanjutkan membaca Seperti Anak Kecil Kehilangan Uang
Cukuplah Kita Punya Harapan
Witold Pilecki, seorang perwira Polandia, sengaja masuk ke kamp konsentrasi Auschwitz pada tahun 1940 untuk mengumpulkan informasi intelijen. Dia menyamar sebagai tahanan politik dan berhasil menyampaikan laporan tentang kekejaman Nazi. Namun, sayangnya, usahanya tidak mengubah nasib para tahanan di Auschwitz. Pada tahun 1943, Pilecki menyadari bahwa rencana-rencana pemberontakan yang ia rancang tidak akan pernah terlaksana. … Lanjutkan membaca Cukuplah Kita Punya Harapan
Status Saya Adalah K/1
Saya ini orangnya pemalas. Malas berolahraga. Jangan tiru saya. Namun demikian kalau ada acara kantor yang di dalamnya ada kegiatan jalan santai, setidaknya saya ikut. Termasuk agenda pagi ini. Adalah acara JUS SEGAR. Merupakan kepanjangan dari Jumat Sehat Gembira (atau Bugar yah?). Ini pembaruan dari istilah lama: Jumat Bugar. Pagi ini rupa kegiatannya adalah jalan … Lanjutkan membaca Status Saya Adalah K/1
Ketika Saya Dikatai Idiot
Saya tak terlalu suka sepak bola. Tak suka nonton, apatah lagi bermain. Seingat saya, terakhir kali bermain olahraga kesebelasan itu pada saat saya masih duduk di kelas satu SMEA. Waktu itu pelajaran olahraga. Kami bermain sepak bola di lapangan tak jauh dari gedung sekolah. Saya menjadi penjaga gawang. Bola meluncur pelan dari kaki lawan, menuju … Lanjutkan membaca Ketika Saya Dikatai Idiot
Setelah Bapak, Kini Anaknya
"Duhai hidupPahamkanlah aku akan pertanda alam yang datang dan pergi sesuka hati." Mutasi datang bertubi-tubi. Pegawai datang dan pergi silih berganti. Beberapa bulan yang lewat, mutasi FPP, Eselon IV, dan Eselon III. Saya ke Pekanbaru, dari Bandung. Dalam bulan ini mutasi pelaksana, AR, dan PK. Dan mungkin akan ada lagi. Entah mutasi apa. Hari ini, … Lanjutkan membaca Setelah Bapak, Kini Anaknya