Cukuplah Kita Punya Harapan

Witold Pilecki, seorang perwira Polandia, sengaja masuk ke kamp konsentrasi Auschwitz pada tahun 1940 untuk mengumpulkan informasi intelijen. Dia menyamar sebagai tahanan politik dan berhasil menyampaikan laporan tentang kekejaman Nazi. Namun, sayangnya, usahanya tidak mengubah nasib para tahanan di Auschwitz.

Pada tahun 1943, Pilecki menyadari bahwa rencana-rencana pemberontakan yang ia rancang tidak akan pernah terlaksana. Ia melarikan diri. Ia selamat.

Setelah menjadi saksi mata atas perang, penyiksaan, kematian, dan pembasmian selama bertahun-tahun, Pilecki tidak pernah kehilangan harapan. Meski kehilangan tanah air, keluarga, sahabat, dan hampir seluruh hidupnya, ia tidak pernah kehilangan harapan. Bahkan setelah perang, dalam keadaan teraniaya di bawah dominasi Soviet, ia tidak pernah kehilangan harapan akan datangnya Polandia yang merdeka.

Karena harapannya itulah, ia mampu bertahan hidup selama tiga tahun di penjara Auschwitz yang terkenal kekejamannya yang tak terperi. Sementara ribuan tahanan lainnya mati.

Kemarin, timnas Indonesia berlaga melawan Jepang. Sebelum bertanding, masyarakat Indonesia tentu saja berharap timnya menang. Bahkan jika pun berakhir seri, tim merah putih itu bakalan lolos ke babak 16 besar pada piala Asia ini.

Namun sayang, alih-alih seri bahkan menang, timnas Garuda kalah 1 – 3. Meski begitu, kita masih punya harapan. Harapan untuk bisa lolos ke babak berikutnya. Syaratnya ada pada hasil pertandingan tim lain pada grup lain pula.

Ada dua peluang timnas Indonesia bisa maju ke babak 16 besar. Peluang pertama ada pada pertandingan Bahrain melawan Yordania. Peluang kedua ada pada pertandingan Oman melawan Kirgistan. Kedua pertandingan itu digelar malam ini.

Pada pertandingan Bahrain vs Yordania, agar timnas Garuda bisa lolos ke babak selanjutnya maka Bahrain harus kalah dengan selisih 3 gol. Meski peluang itu kecil dan tergantung permainan tim lain, tapi ya namanya juga harapan. Itulah yang membuat saya bersemangat menonton pertandingan itu.

Namun lagi-lagi, pertandingan yang berlangsung mulai pukul 18.30 WIB, kembali memupuskan harapan kita. Bukannya kalah dengan selisih tiga gol, Bahrain justru menang 1 – 0 atas Yordania.

Meskipun begitu, kita masih punya harapan. Ada satu peluang lagi. Yakni pertandingan Oman vs Kirgistan. Syarat agar timnas merah putih lolos, hasil pertandingan harus seri atau Oman kalah. Namun kalahnya pun tidak boleh lebih dari 0 : 2. Kalau itu terjadi maka Kirgistan justru yang lolos melampaui timnas Indonesia. Duhh…syaratnya berat pula.

Lagi-lagi, itulah harapan. Ini yang membuat saya menunggu-nunggu pertandingan itu digelar.

Dan akhirnya…harapan-harapan itu berbuah manis. Oman vs Kirgistan yang bertanding mulai pukul 22.00 WIB malam ini, berakhir seri: 1 – 1. Ini berarti mengantarkan timnas Garuda Indonesia melaju ke babak 16 besar.

Maka cukuplah kita punya harapan agar semangat melakoni keadaan.

Seperti halnya saya. Setelah lebih dari enam tahun berdinas jauh dari mama, alih-alih didekatkan justru semakin dijauhkan. Apakah kemudian saya mati karena kehilangan harapan? Alhamdulillah tidak. Saya tetap bersemangat karena berharap mutasi berikutnya akan ke homebase.

Tetep, ujungnya lebay.

Pekanbaru, dini hari 26 Januari 2024

Tinggalkan komentar